SEKOLAH PEDALANGAN WAYANG SASAK | Agar Kita Tak Hilang Jejak

Wayang Interaktif, Media Efektif Kampanyekan Peradilan Bersih

wayangsasak      09 Mei 2016 | kliping


Selama ini penonton hanya menjadi penikmat pasif dalam pertunjukan wayang. Beda halnya dengan pentas wayang interaktif yang digelar di  Gedung Serba Guna, Gondang, Lombok Utara, Jumat malam (29/4). Ratusan orang yang berkumpul disuguhi pemandangan berbeda. Tokoh-tokoh punakawan wayang sasak, Amaq Baok, Amaq Ocong, Amaq Keseq, dan Inaq Itet tidak hanya berdialog sesama mereka.

Alhasil, wayang interaktif ini merupakan salah satu media efektif mengampanyekan peradilan bersih. Kali ini Tokoh-tokoh kocak Wayang Sasak mengajak penonton terlibat langsung dan berinteraksi dengan mereka. Suasana baru pertunjukan Wayang Sasak inilah yang tergambar dalam acara Kampanye Publik Peradilan Bersih yang digelar Komisi Yudisial – KY NTB bekerjasama dengan Pemda KLU, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Mataram dan Sekolah Pedalangan Wayang Sasak.

Elza faiz, SH MH, Kasubbag Administasi Penghubung Komisi Yudisial RI
Elza faiz, SH MH, Kasubbag Administasi Penghubung Komisi Yudisial RI
 

Lakon berjudul Beriuk Jagaq Peradilan Bersih yang dimainkan Dalang muda Bayu Putra dan rekan-rekannya dari Sekolah Pedalangan Wayang Sasak. Mereka membawakan berkisah tentang kegelisahan rakyat tentang dunia peradilan yang dinilai tidak adil. Terutama bagi rakyat kecil.

Pencuri motor dan pencuri kambing dalam lakon itu divonis masing-masing 20 dan 25 tahun penjara. Sementara seorang tokoh yang korupsi 100 milyar rupiah dihukum enam bulan penjara. “Saya bingung dengan peradilan sekarang ini, dimana letak keadilannya?” kata Amaq kesek, tokoh punakawan yang belakangan minta namanya dirubah menjadi Alex.

Perdebatan akan kebingungan yang tak menemukan jawaban menginisiasi Amaq Baok mengundang tokoh-tokoh yang ada di tengah penonton untuk memberi penjelasan.

Adalah Elza faiz, SH MH, Kasubbag Administasi Penghubung Komisi Yudisial RI yang dundang untuk tampil pertama kali. Fais juga memaparkan posisi KY dalam upaya menciptakan peradilan bersih. Menurut Faiz, terciptanya peradilan bersih adalah salah satu hutang dari reformasi yang sampai hari ini masih sulit untuk diwujudkan. Untuk itulah, KY hadir bersama-sama publik untuk menciptakan peradilan bersih untuk semua pencari keadilan.

“Segala upaya harus kita lakukan bersama untuk terwujudnya peradilan bersih, termasuk upaya kreatif malam ini dengan mengampanyekan peradilan bersih melalui medium budaya, pentas wayang sasak,” Kata Faiz.

Hotibul Umam, Akademisi Universitas Mataram
Hotibul Umam, Akademisi Universitas Mataram
 

Selain Faiz, Amaq Baok dan kawan-kawannya juga mengundang tokoh-tokoh lainnya. Ketua Aji Mataram, Fitri Rachmawati diminta menyampaikan peran pers dalam upaya mewujudkan peradilan bersih di NTB.

Hotibul Umam, Akademisi Universitas Mataram juga tampil membahasakan beberapa pandangan akademis tentang peradilan bersih dengan bahasa sederhana.

Sementara pegiat Ideaksi, Abdul Latif Apriaman juga hadir membacakan puisi “O Inaq Jao Amaq, Mbe Taok Keadilan?”

Tokoh terakhir yang diundang tampil adalah Bupati Lombok Utara, Najmul Akhyar. Dihadapan ratusan penonton yan masih bertahan malam itu, Najmul melontarkan kegembiraannya menyaksikan pentas Wayang Sasak Interaktif, yang selama ini belum pernah dia saksikan. “Inilah pementasan Wayang Sasak terbaik yang pernah saya tonton,” kata Najmul.

Lebih lanjut Najmul menyatakan kesiapannya bersama jajaran pemda dan masyarakat KLU untuk bersama-sama mendukung terwujudnya peradilan bersih. “Satu hal yang saya tangkap malam ini bahwa kita tidak sendiri dalam upaya mencari keadilan. Kehadiran KY semakin memperkuat keyakinan kita bahwa peradilan bersih itu masih bisa kita wujudkan bersama.” Ungkap Najmul.

Sebagai sebuah media komunikasi warisan leluhur, Wayang Sasak adalah media yang efektif untuk menyampaikan pesan kepada publik. Pentas Wayang Interaktif yang dimainkan Sekolah Pedalangan Wayang Sasak pimpinan Muhaimi, dalam lakon Beriuk Jagaq Peradilan Bersih adalah upaya pencarian alternatif pertunjukan Wayang Sasak agar lebih diterima publik di tengah era komunikasi global dewasa ini.(*)

Share to:

Twitter Facebook Google+ Stumbleupon LinkedIn
kliping | Pergelaran Karya Budaya Menumbuhkan Akar Kebudayaan dalam Diri

Di Negeri Hagia yang terkenal subur dan kaya raya, hiduplah dua kelompok penduduk, yakni kelompok merah dan kelompok hitam. Mereka hidup berdampingan rukun dan damai. Na ... baca

kliping | Teater Wayang Botol dan Pesan untuk Bersama-sama Menjaga Bumi

Simposium keenam Jaringan Taman Bumi Asia Pasifik (APGN) 2019 yang berlangsung di Lombok, Nusa Tenggara Barat 31 Agustus-7 September 2019, ditutup dengan pertunjukan Teater Waya ... baca

kliping | Inovatif, Sanggar Anak Semesta Daur Ulang Sampah Plastik Jadi Wayang Edukatif

TrubusNews

Karmin Winarta | 20 Feb 2019  

Trubus.id -- Setiap tanggal 21 Februari diperingati sebagai ... baca

kliping | Rencana Kebijakan "Full Day School" akan Dibatalkan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan akan membatalkan rencana kebijakan perpanjangan jam sekolah dasar dan menengah. Pembatalan ini disambut baik berbagai kalangan. (VOA — li ... baca

kabar | Setiap Tamu Adalah Siswa, Adalah Guru

Nova, Desi, Ina, Farid, Hamdani dan kawan-kawannya sore itu betapa girangnya. Kelas mereka di Sekolah Pedalangan Wayang Sasak (SPWS) , di Desa Sesela, Lombok Barat kedatangan se ... baca

kliping | “Roah Ampenan” Bukti Ampenan Masih Tetap Ampenan

kicknews.today Mataram – Sejak sekitar pukul 20.00 wita alunan suara music etnis kontemporer mulai menggema di kawasan Eks Pelabuhan Kota Tua Ampenan. Sek ... baca


Yayasan Pedalangan Wayang Sasak © 2016
sekolahwayang@gmail.com