SEKOLAH PEDALANGAN WAYANG SASAK | Agar Kita Tak Hilang Jejak

Umar Madi

Tokoh ini adalah putra sulung Raja Kokharib yang bernama Umar Ikrab. Dia digambarkan sebagai tokoh yang paling banyak makan, perutnya buncit, berbadan gemuk, dan bergigi hanya sebuah pada rahang atas. Dia juga dikenal tidak pernah serius, ugal-ugalan. Sifanya mirip dengan Selandir atau Alam Daur. Kendati demikian, Umar Madi adalah sosok pendamping Wong Agung Menak yang setia. Dalam sebuah lakon, di kaping 3 Serat Menak, kelampan Kaus II, Raja Jayengrana diceritakan sempat melantik anaknya Maryunani menjadi raja. Dalam sebuah pertemuan, Umar Madi dan Selandir bergurau sehingga membuat Maryunani yang sudah dilantik menjadi raja, marah besar, sampai hendak dijatuhi hukuman. Mendengar keributan itu Jayengrane yang tengah beristirahat datang dan membela Umar Madi dan Alam Daur. Jayengranapun membuat keputusan kontroversial dengan mencopot mahkota Maryunani, dan memberhentikannya dari jabatan sebagai raja Kerajaan Kaus. Jayengrana menganggap Maryunani gagal sebagai seorang raja lantaran tak mampu menghadapi sahabtnya; Umar Madi dan Alam Daur. Dalam naskah Serat Menak, semua tokohnya berdialog menggunakan bahasa Jejawen, akan tetapi dalam pertunjukan wayang Sasak, Umar Madi berdialog menggunakan bahasa Bali.

Share to:

Twitter Facebook Google+ Stumbleupon LinkedIn

Yayasan Pedalangan Wayang Sasak © 2016
sekolahwayang@gmail.com