kicknews.today Mataram – Sejak sekitar pukul 20.00 wita alunan suara music etnis kontemporer mulai menggema di kawasan Eks Pelabuhan Kota Tua Ampenan. Sekelompok pemuda pemudi yang menamakan diri mereka “d’ampenan ansambel” menyuguhkan alunan musik tidak familiar bagi telinga warga sekitar namun terdengar indah dan harmonis.
“Roah Ampenan” itulah tajuk yang diangkat sekelompok pemuda lokal kota Tua Ampenan, yang bekerja sama dengan beberapa organisasi non pemerintah, yang ingin sedikit mengingatkan kembali kepada semua pihak, terutama warga ampenan sendiri. Betapa istimewanya kota kelahiran mereka ini.
Gelar seni budaya yang menyuguhkan musik etnik kontemporer dan wayang sasak perdamaian itu. Diniatkan untuk mengangkat dan mengingatkan kembali kepada semua tentang keistimewaan Kota Ampenan, dengan multi etnisnya, ragam bahasanya, ragam seni budaya dan kebisaanya, serta banyak perbedaan lain di dalam kehidupan masyarakatnya, yang malah sejak ratusan tahun lalu mengikat kehidupan warga Ampenan menjadi satu kesatuan yang penuh perbedaan dalam keselarasan yang indahnya.
Ketua panitia pelaksana kegiatan Roah Ampenan Abdul Latif Apriaman menyebutkan sengaja memilih Ampenan untuk diberikan perhatian lebih, selain karena sebagai warga Ampenan. Ia bersama rekan rekannya ingin mengingatkan semua orang bahwa berbeda itu indah. Seperti apa yang terjadi dan dimiliki warga Kota Tua Ampenan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa semua yang kita miliki adalah keindahan yang selaras. Meski tampak tidak sama dengan berbagai latar belakang. Namun cara pandang dan cara berpikir kita yang sudah dilakukan oleh warga kota ini sejak dahulu. Menunjukkan bahwa perbedaan itu memang indah. “ Katanya.
Gelaran musik yang dilanjutkan dengan penampilan Wayang Sasak dari Sekolah Pedalangan Sasak Sesela itu, nampak mampu mengobati rasa rindu warga Ampenan yang datang pada sabtu (23/7) malam tersebut. Sejak mulai awal suara musik menggema, tampak tidak banyak penonton yang beranjak dari posisi awalnya.
Hingga semakin malam penonton terus tampak bertambah dan berjubel di depan panggung taman Eks Pelabuhan Ampenan. Salah seorang warga sekitar Nonok yang ditemui kicknews sesaat setelah gelaran acara usai, nampak beranjak dari tempat duduknya didepan panggung dengan wajah kecewa. Ternyata ia merasa rasa rindunya terhadap gelaran seni budaya di kawasan ampenan yang dulu rutin terlaksana, belum terpuaskan. Ia berharap bisa menikmati gelar seni budaya seperti ini lebih lama lagi.
“Saya masih belum puas nontonya, terlalu cepat selesai rasanya padahal ini sudah jam 11 ya. Dulu sering ada yang begini gini, kangen rasanya. Mangkanya pas ada pentas seni kayak gini jadi terasa sebentar dan masih kurang puas rasanya. Mudahan besok besok ada lagi” ungkap Nonok kepada kicknews. (hl)
Share to:
Twitter Facebook Google+ Stumbleupon LinkedIn
kliping
|
Pergelaran Karya Budaya Menumbuhkan Akar Kebudayaan dalam Diri
![]() Di Negeri Hagia yang terkenal subur dan kaya raya, hiduplah dua kelompok penduduk, yakni kelompok merah dan kelompok hitam. Mereka hidup berdampingan rukun dan damai. Na ... baca |
kliping
|
Pedalangan Wayang Sasak Sajikan Edukasi Lingkungan Lewat Wayang Botol
![]() NOVA.id - Sekolah Wayang Sasak asal Lombok, turut meriahkan acara baca |
kliping
|
Teater Wayang Botol dan Pesan untuk Bersama-sama Menjaga Bumi
![]() Simposium keenam Jaringan Taman Bumi Asia Pasifik (APGN) 2019 yang berlangsung di Lombok, Nusa Tenggara Barat 31 Agustus-7 September 2019, ditutup dengan pertunjukan Teater Waya ... baca |
kliping
|
Rencana Kebijakan "Full Day School" akan Dibatalkan
![]() Menteri Pendidikan dan Kebudayaan akan membatalkan rencana kebijakan perpanjangan jam sekolah dasar dan menengah. Pembatalan ini disambut baik berbagai kalangan. (VOA — li ... baca |
kabar
|
Setiap Tamu Adalah Siswa, Adalah Guru
![]() Nova, Desi, Ina, Farid, Hamdani dan kawan-kawannya sore itu betapa girangnya. Kelas mereka di Sekolah Pedalangan Wayang Sasak (SPWS) , di Desa Sesela, Lombok Barat kedatangan se ... baca |
kabar
|
Labuhan Carik, Petilasan Pertama Wayang Sasak di Lombok
![]() Tak pernah terbayang sebelumnya, para siswa Sekolah Pedalangan Wayang Sasak (SPWS) mendapat kejutan-kejutan dalam perjalanan belajar mereka. Setelah merayakan ulang tahun pertam ... baca |